Selasa, 25 November 2014

Waktu Beku

Bagian 1
Dua puluh empat malam yang keempat
Suaramu masih menggema di telinga
Tunggu..., katamu
Tapi kemudian aku lupa;
Kau yang membekukan waktu
atau sebaliknya, waktu melewatkan engkau

Bagian 2
Dua puluh empat malam yang kelima
Aku dihujat rindu
kemudian ditertawakan sepi;
memilih pergi dan tak bisa kembali?

tapi di sini, waktu memilih membeku


Bagian 3
Dua puluh empat malam yang keenam
Kau tetap kau dalam ingatan
Cahaya redup, gugup, gamang, seperti lampu taman
Aku pun masih tetap aku
penikmat gelap dan dingin malam di sekitarmu
Tapi bukankah setiap malam punya akhir
lalu lampu - lampu taman dipadamkan
Dan mungkin, pagi ini aku harus pulang

Bagian4
Dua puluh lima fajar yang pertama
Kau tidak membekukan waktu
Pun waktu  tidak melewatkan engkau
waktu membekukan aku



September - November 2014

Minggu, 23 November 2014

Rindu Datang, Malam Ini

Di kamar ini
Dua cangkir teh panas, kenanganmu, lalu aku
berdekapan di sudut ruangan

Di pintu masuk Rindu berdiri gamang
Kuyup oleh hujan yang kacau
Gigil oleh sepi yang dingin

"Boleh aku masuk?" pintanya
sebelum ku banting pintu tepat di depan wajahnya

Malam ini aku tak ingin Rindu,
Aku ingin kamu.